Jumat, 14 April 2017

KENANGAN BERHARGA from smkn2jayapura


Neng Fiiii :D


"Naskah Drama Musikal" I Enggak tahu judul yang pas buat karyaku yang satu ini -___- "

Judul Drama    :........
Nama Pemain :
1.      Sulmantri as Pak Guru
2.      Ester as Siswi baru/pindahan
3.      Jeila as Siswi
4.      Jumi as Siswi
5.      Risma as Siswi
6.      Else as Siswi
7.      Siti as Prolog




Hari ini adalah hari dimana seluruh siswa dan siswi SMK Negeri 2 Jayapura mulai masuk sekolah yang sebelumnya telah libur cukup lama dalam rangka libur kenaikan kelas. Termasuk semua siswi di kelas XI Keuangan 4 yang kini telah resmi menjadi siswi kelas XII Keuangan 4. Mereka begitu antusias dan semangat kembali melakukan aktivitas belajar mereka di sekolah apalagi gelar yang kini disandang oleh mereka yaitu kakak kelas tertinggi di sekolah.

*ADEGAN 1*
(Seluruh siswi masuk ke kelas baru, sambil bernyanyi)
Buka Semangat Baru
Hello Teman Semua
Ayo Kita Sambut, Hari Baru Telah Tiba
Apa Yang Kurasakan, Ku Ingin Engkau Tahu
Dan Berbagi Bersama

Buka Kita Buka Hari Yang Baru
Sebagai Semangat Langkah Ke Depan
Jadi Pribadi Baru
Buka Kita Buka Jalan Yang Baru
Tebarkan Senyum Wajah Gembira
Damai Suasana Baru
Bukalah Bukalah Semangat Baru 3x

(Setelah itu mereka lalu duduk di tempatnya masing-masing)
Risma              : “Ternyata kita sekelas lagi ya teman-teman”
Jeila                 : “Iya, tapi kira-kira siapa ya wali kelas kita ?”
Jumi                 : “Semoga bukan pak guru sulmantri, diakan galak banget”
Else                  : “Amin…amin”

Sepertinya apa yang mereka doakan tidak dikabulkan oleh Tuhan. Karena yang menjadi wali kelas mereka saat ini adalah pak guru Sulmantri yang diklaim oleh hampir seluruh siswa SMK Negeri 2 Jayapura sebagai guru terkiller yang pernah mereka temui.

(Pak guru Sulmantri memasuki ruang kelas dengan gaya yang  jutek)
Jeila                 : “Yah kok dia sih?” (dengan nada yang pelan)
Sulmantri        : “Pagi semua !” (sambil melihat wajah para siswinya yang kecewa)
Siswi                : “Pagi pak!” (dengan nada suara tak bersemangat)
Sulmantri        : “Kenapa kalian memasang wajah seperti itu ? enggak suka dengan saya ? mau saya hukum biar kalian semangat lagi”
Siswi                : “Tidak pak !” (semangat seketika)

Belum sempat pak guru Sulmantri duduk di kursi, tiba-tiba hpnya bergetar tanda ada yang menelponnya
(Menjawab panggilan teleponnya)
Karena mendapatkan urusan penting secara mendadak, pak guru Sulmantri lalu meninggalkan kelas

Sulmantri        : “Bapak dipanggil kepala sekolah, jadi kalian kerjakan dulu soal yang ada di buku Akuntansi ini”
Siswi                : “Baik pak !”
Sulmantri        : “Dan … “ (Mulai menyanyikan lagu pasto)

Pasto – Aku Pasti Kembali
Aku hanya pergi tuk sementara
Bukan tuk meninggalkanmu selamanya
Aku pastikan kembali pada dirimu
Tapi kau jangan nakal
Aku pasti kembali

Sulmantri        : “Ok Bapak keluar dulu ! Jangan ribut apalagi tidur!”
(Pak guru Sulmantri keluar kelas)
Mereka memang tak perlu dijelaskan terlebih dahulu untuk mengerjakan soal yang ada, karena siswi XII Keuangan 4 memang terkenal dengan kepintarannya. Sambil mengerjakan soal yang diberikan, Jumi lalu mengutarakan keluhannya mengenai pak guru Sulmantri
Jumi                 : “Aduh ! kenapa kita dapat pak guru itu sih ?”
Jeila                 : “Sudahlah, mungkin ini semua takdir. Kita jalani saja semuanya dengan senyuman”
(Jeila, Risma dan Else lalu bernyanyi)
Citra Scholastika – Pasti Bisa
Mentari terbenam
Temani dalam kesendirianku
Temani aku dalam kepedihan
Ini ku bertahan
Mentari terbenam
Beri semangat baru tuk jiwaku
Beri kicauan merdu tuk hidupku
Ini ku bertahan
Aku pasti bisa
Menikmati semua dan menghadapinya
Aku yakin pasti bisa

Jumi                 : “Semoga saja bisa”
Jeila                 : “Semangat bro !” (sambil menepuk pundak Jumi)
Cukup lama ditinggalkan oleh pak guru Sulmantri keluar kelas, membuat Else merasa bosan sekaligus mengantuk. Karena itu ia lalu melantunkan sebuah lagu yang disukainya. Namun tak berapa lama, Pak guru Sulmantri kembali memasuki kelas tersebut dengan membawa seorang siswi baru yang penampilannya tak seperti mereka, siswi baru tersebut bernama Ester. Karena tak suka Else bernyanyi, Pak guru Sulmantri lalu menegurnya
Sulmantri        : “Else ! Apa tadi kamu tidak mendengar kata saya ? Jangan ribut ! memangnya suaramu bagus apa ?!”
Else hanya diam tertunduk
Sulmantri        : “Baik, semuanya ini ada siswi baru pindahan dari Ambon. Silahkan memperkenalkan dirimu”
(Ester kemudian memperkenalkan dirinya dan setelah itu pak guru Sulmantri menyuruhnya duduk. Pelajaranpun dimulai)
Jam telah menunjukkan waktu istirahat. Benar saja , tak lama kemudian bel istirahatpun berbunyi membuat hati para siswa/siswi yang mendengarnya bahagia. Otomatis kegiatan belajar mengajar di kelaspun terhentikan sementara
(Bel istirahat berbunyi)
Sulmantri        : “Anak-anak ! habis pak guru yang ngajar setelah itu siapa lagi ?”
Jeila                 : “Bu guru Siti pak !”
(Sulmantri lalu keluar kelas)
Setelah pak guru Sulmantri keluar, terlihat Risma dan Else yang dari tadi ingin berkenalan dengan Ester lalu menyamperi tempat duduknya yang berada paling belakang

Risma              : “Hai teman, namaku Risma dan ini Else”
Ester                : “Ester” (sambil berjabat tangan)

Melihat hal itu, Jumi lalu bertanya dengan nada yang sombong

Jumi                 : “Kalian berdua enggak takut apa, terkena penyakit dari tangannya anak baru ini?”
Else                  : “Apa yang salah dengan tangannya Ester ?”

Jeila yang dari tadi memperhatikan bergabung dalam pembicaraan

Jeila                 : “Diakan orang miskin, pasti ditangannya banyak kuman”
Risma              : “Kamu tahu darimana Jeila, kalau dia itu anak miskin ?”
Jeila                 : “Ya tahulah, lihat saja dari penampilannya yang kampungan”
(semuanya lalu memperhatikan penampilan Ester)
Risma              : “Terus, emang salah kalau dia itu miskin ?”
Jeila                 : “Salah ! sudah yuk Jumi kita ke kantin ! malas disini banyak kuman” (sambil menggandeng tangan Jumi)
(Jeila dan Jumi lalu keluar kelas)
Jumi dan Jeila memang tak suka dengan orang yang berasal dari kalangan bawah, maklum selama ini mereka dibesarkan dan berteman hanya dengan orang-orang yang berada
Akibat perkataan Jeila dan Jumi yang menghinanya, Ester lalu tampak sedih. Melihat hal itu Risma dan Else mencoba menghiburnya agar tak sedih lagi
(Risma dan Elsepun menyanyi)

Coboy Junior – Ngaca Dulu Deh
Ada orang yang kan slalu menghina kita
Ada orang yang takkan pernah suka dengan kita
Jangan kau jadi galau tapi doakan mereka
Yang terbaik hanya Tuhanlah yang tahu
Ada orang yang kan slalu coba jatuhkan kita
Ada orang tak sejalan dengan mimpi kita
Jangan kau sakit hati ingat pepatah om dedi
Sebelum kita mencoba tuk membenar-benarkan sesuatu
Ngaca dulu deh, ngaca dulu deh, ngaca ngaca dulu deh 3x


Ester                : “Terima kasih ya teman-teman”
Merasa berhasil menghibur Ester, Risma dan Else kemudian mengajaknya ke kantin. Karena rasa kelaparan yang terus melanda mereka
Tiba di kantin, mereka lalu membeli apa yang ingin mereka beli. Risma dan Else membeli sebuah makanan dan juga minuman yang cukup mahal. Namun berbeda dengan mereka berdua, Ester hanya membeli sebuah air botol mineral, yang memang disesuaikan dengan uang jajannya. Sebelumnya Risma dan Else telah menawarkan Ester untuk membelikan ia jajanan, tapi Ester menolak karena tak enak dengan kedua teman barunya itu. Sialnya hal itu dilihat oleh Jeila dan Jumi, keduanya lalu sengaja menabrak Ester sehingga dirinya terjatuh dan mengolok-olok Ester yang berada di luar kantin. Risma dan Else tidak mengetahui apa yang terjadi pada Ester karena mereka berdua tengah membayar jajanannya di dalam kantin
(Jeila dan Jumi menabrak Ester hingga jatuh dan kemudian bernyanyi)
Lollypop - Kamseupay
Jangan dekat-dekat denganku karena kamu bukan levelku
Kita beda kasta beda segalanya
Jangan mimpi saingi aku kalau kamu masih punya malu
Modal dengkul aja enggak ada harganya
Gaya lo, tingkah lo, muka lo kamseupay 2x
Tak sudi berteman sama rakyat jelata mendingan lo semua ke laut aja
Lihatku aduhai gayapun keren pandai enggak seperti lo semua yang kamseupay
Uh iuh iuh iuh iuh… iuh kamseupay !
Jumi                 : “Kasihan banget sih kamu cuma jajan air doang !”
Jeila                 : “Kamu mau uangku enggak ?” (sambil menodorkan uangnya ke Ester)
Tiba-tiba Risma dan Else datang
Risma              : “Eh kalian apa-apaan sih” (membantu Ester untuk berdiri)
Else                  : “Apa kalian enggak punya hati? Kalian kok jadi jahat begini ?” (nada yang kesal)
Jumi                 : “Kalian yang jahat karena lebih memilih dia daripada kita berdua !”
Jeila                 : “Iya ! Padahal kitakan sudah berteman sejak lama !”
Karena terlalu kesal dengan Risma dan Else, Jumi dan Jeila lalu pergi begitu saja
Ester                : “Maafkan saya teman-teman. Karena saya pertemanan kalian jadi ribut. Tapi jujur saya juga tidak ingin menjadi orang miskin. Saya selalu iri dengan orang-orang kaya seperti kalian. Semua ini salah saya” (dengan rasa sedih dan bersalahnya)
Melihat Ester kembali sedih, Risma dan Elsepun kembali mencoba menghiburnya
(Risma dan Elsepun menyanyi)
Dmasiv – Jangan Menyerah
Tak ada manusia yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali segala yang telah terjadi
Kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini taka da artinya lagi
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik
Selesai itu mereka bertigapun kembali ke kelas
Sampai di kelas, betapa kagetnya mereka melihat jam dinding yang pecah karena dijatuhkan oleh Jeila karena dirinya tak sengaja memukul mading yang secara langsung bersentuhan dengan jam dinding tersebut. Jeila sangat takut akan dimarahi oleh pak guru Sulmantri, karena pak guru itu paling tidak suka sama siswa yang suka membuat onar apalagi merusak barang-barang yang ada di kelas. Menurutnya siswa seperti itu tidak dapat menghargai dan menjaga sesuatu hal. Walaupun hal itu hanya berupa barang yang kurang dipakai
Jeila                 : “Duh bagaimana ini Jumi ?”
Jumi                 : “Kamu sih enggak hati-hati”
Else                  : “Wah gawat ini kalau sampai pak guru tahu”
Tanpa diduga pak guru Sulmantri lewat di depan kelas mereka dan melihat apa yang sedang terjadi. Seketika dia bertanya dengan nada yang marah
Sulmantri        : “Siapa yang menyebabkan kekacauan ini ?!”
Ester                : “Saya pak !” (mengangkat tangannya seketika)
Sulmantri        : “Kamu ! masih anak baru juga, sudah merusak barang kelas ! Apa kamu mau mengganti jam itu ?! Sekarang ikut saya ke kantor !”
Ester lalu mengikuti apa yang disuruh oleh pak guru Sulmantri. Risma, Else terutama Jumi dan Jeila heran dengan apa yang dilakukan Ester tadi. Tampak rasa penyesalan dan bersalah ditunjukkan keduanya
Risma              : “Lihat sendirikan kebaikan dari anak miskin kepada kamu anak kaya!”
Else                  : “Dia memang orang miskin tapi hatinya sangat kaya tahu!”
Jeila                 : “Ia, sekarang saya sadar. Orang miskin tak selamanya buruk”
Jumi                 : “Jeila kita harus minta maaf sama Ester nanti”
Jeila                 : “Iya kamu benar Jumi”
Lama menunggu Ester untuk meminta maaf sambil memakan cemilan mereka, orang yang ditunggupun datang. Tanpa memperdulikan status social Ester Jeila dan Jumi lalu menjabat tangan Ester sambil meminta maaf yang setulus-tulusnya. Ester yang memang dari awal tak pernah membenci keduanyapun jelas telah memaafkan kekhilafan Jumi dan Jeila. Diapun kemudian bernyanyi diikuti oleh teman-teman barunya
(Mulai menyanyi)
Sherina - Persahabatan)

Setiap manusia di dunia
Pasti punya kesalahan
Tapi hanya yang pemberani
Yang mau mengakui

Setiap manusia di dunia
Pasti pernah sakit hati
Hanya yang berjiwa satria
Yang mau memaafkan

Betapa bahagianya
Punya banyak teman
Betapa senangnya

Betapa bahagianya
Dapat saling menyayangi

Mereka berlimapun menjadi bersahabat dan sering melakukan aktivitas di sekolah secara bersama-sama.

"BROKEN HOME" I Naskah drama yang aku buat dengan sangat emosional saat itu T_T

Broken Home
(Terinspirasi dari berbagai kisah anak-anak yang mengalami masa sulit ini)
Pemain :
1.       Bapak                    : Ronald Sampe
2.       Mama                   : Rusnhawati
3.       Kakak                    : Siti Fatimah
4.       Adik                       : Risma
5.       Janda                    : Priskila Ambumi
6.       Teman 1               : Nur Hijrah
7.       Teman 2               : Nona Yawan

Setting 1 (Di Ruang Tamu) :
Di ruang tamu terlihat mama sedang gelisah menunggu bapak pulang dan terlihat kakak beradik sedang mengerjakan prnya
(Bapak lalu pulang)
Mama                   : “Dari mana saja kamu !?”
Bapak                    : “Ya dari kerjalah, memang dari mana lagi !”
Mama                   : “Alah! tidak usah bohong. Saya tahu selama ini kamu punya selingkuhan kan? Kamu masih berhubungankan sama janda genit itu ? Ayo ngaku !”
Bapak                    : “Apa maksudmu he ? Asal kamu tahu selama ini saya pergi pagi pulang malam hanya untuk mencari nafkah untuk keluarga ini. Memangnya apa kamu punya bukti ?"
Mama                   : “Bukti kamu bilang. Ini (menunjukkan buktinya) ini buktinya ! Kamu jahat pak, kamu sudah menghianati saya !”
Bapak                    : “Kamu jangan mengada-ngada ya, itukan Cuma pesan biasa. Sudahlah saya capek, saya mau tidur !”
Mama                   : “Pesan biasa kamu bilang ! Mana ada pesan biasa yang isinya pake sayang-sayangan seperti ini ? Pokoknya kamu tidak boleh tidur di rumah ini sebelum kamu mengakui perselingkuhan kamu itu !”
Bapak                    : “Baik, saya akan pergi dari rumah ini !” (Segera pergi)
Mama                   : “Kamu jangan pernah kembali lagi ke rumah ini ! Jangan pernah !” (Berteriak sambil menangis. Setelah itu mama berlari ke kamar masih dalam kondisi yang sangat sedih)
Adik                       : “Kenapa sih mereka itu selalu saja bertengkar ? Apa mereka tidak memikirkan perasaan kita ? Kalau tahu begini, untuk apa saya dilahirka ?!” (sedih namun kesal)
Kakak                    : “Dek, kamu jangan ngomong gitu. Apapun yang terjadi mereka tetap orang tua kita, orang tua yang telah menjaga dan membesarkan kita selama ini”
Adik                       : “Tapi kak mereka itu orang tua yang enggak sayang sama anaknya !” (segera pergi ke kamar)
Kakak                    : “Dek !” (segera membereskan buku2 dan pergi ke kamar juga)

Setting 2 (Di sekolah)
Teman 1               : “Anak2 keluarga berantakan telah datang ! Gimana tadi malam, bertengkar lagi ?” (Tersenyum licik)
Teman 2               : “Duh kasihan banget ya hidup kalian, selalu saja diwarnai keributan. Pasti rasanya kayak di neraka, benerkan ?”
Adik                       : “Eh mak lampir ! Jaga ya omongan kalian ! Apa kalian berdua tidak ada kerjaan lain apa, selain mengganggu hidup kita !”
Kakak                    : “Sudalah dek, orang kayak mereka enggak usah diladenin. Lebih baik kita segera masuk” (Pergi)
Teman 1               : “Sok banget sih tuh bocah, rasanya pengen saya jambak jilbabnya !”
Teman 2               : “Kakaknya juga, sok alim padahal hatinya busuk ! Kita masuk juga yuk !”

Setting 3 (Di pinggir jalan depan sekolah)
Teman 1               : “Ih gila tadi itu Al ganteng banget kan ?”
Teman 2               : “Bener banget, Cool abis tahu enggak !”
Tiba2 ada sebuah motor yang hampir menabrak keduanya
Kakak                    : “Awas !” (Segera mendorong keduanya agar tidak tertabrak)
Teman 1&2         : Aduh !!!!! (terjatuh namun tidak terluka)
Keduanya segera bangun dan menolong kakak yang terluka
Teman 2               : “Dasar pengendara gila !” (meneriaki pengendara motor itu)
Teman 1               : “Yaampun kamu enggak apa2kan ?” (cemas)
Teman 2               : (melihat siku kakak yang berdarah) “Astaga tangan kamu berdarah !” (cemas)
Lalu adik datang
Adik                       : “Eh kalian ngapain kakak saya ?” (sedikit marah)
Kakak                    : “Enggak kok dek, mereka enggak ngapa2in kakak. Tadi kakak cuma jatuh karena menghindar dari motor yang hampir nabrak kakak dan mereka” (menjelaskan)
Teman 1               : “Siti terima kasih ya sudah menyelamatkan kita berdua. Maaf selama ini kita sudah sering membully kamu dan adikmu” (memelas)
Teman 2               : “Iya Siti Sekarang kita baru sadar kalau selama ini kita sudah sangat jahat sama kamu. Sekali lagi maafkan kita berdua ya Siti”
Teman 1               : “Kita janji mulai sekarang enggak akan pernah lagi membully kamu”
Teman 2               : “Dan kalau boleh kita mau berteman sama kamu, iyakan Angela”
Kakak                    : “Alhamdulillah kalau begitu. Saya dan adik saya sudah memaafkan kalian kok. Iyakan dek ?”
Adik                       : “Iya kak”
Kakak                    : “Kita pulang dulu ya”
Teman1&2          : “Iya, hati2 !!!”
Teman 1               : “Ternyata Siti orangnya sangat baik, saya jadi merasa sangat berdosa deh sama dia
Teman 2               : “Saya juga, kalau tadi enggak ada Siti mungkin sekarang kita sudah ada di rumah sakit”
Teman 1               : “Iya kamu benar. Semoga saja orang tuanya tidak bertengkar lagi”
Teman 2               : “Amin”

Setting 4 (Di rumah janda/selingkuhan) :
Janda                    : “Mas, kamu kapan sih nikahin saya. Saya capek hidup seperti ini. Asal kamu tahu ibu-ibu di kompleks ini itu sering gosipin saya
Bapak                    : “Kamu sabar dong ! Saya saja belum bercerai sama istri saya itu”
Janda                    : “Ya kalau gitu kamu cerain dong istri kamu itu, biar kita cepat nikah. Apa kamu betah tinggal dengan dia, yang selalu saja marah2 dan seperti tidak menghargai kerja keras kamu. Secara tidak langsung dia itu sudah mengusir kamu dari rumah kamu sendiri. Mas saya itu ingin hidup serba berkecukupan dan bahagia sama kamu. Pokoknya saya tidak mau tahu, kamu harus segera bercerai dengan istri kamu itu dan tinggalkan keluarga kamu titik. Biar kita bisa membuat keluarga baru mas” (Memaksa)
Bapak                    : “Iya !”
Janda                    : “Ayo kita temuin dia sekarang !” (Memaksa)
Bapak                    : “Iya iya !” (segera pergi)

Setting 5 (Di ruang tamu) :
Mama                   : “Pak, kamu pulang ? Perempuan ini siapa pak ?
Janda                    : “Saya adalah calon istri dari mas Ronald, iyakan Mas ?
Mama                   : “Pak, mama mau minta maaf sama bapak. Mama sudah marah2 sama bapak. Mama minta maaf pak, mama mohon bapak jangan pergi lagi dari rumah ini. Jangan tinggalkan keluarga kita pak” (memohon)
Bapak                    : “Saya mau bercerai sama kamu !” (tegas)
Mama                   : “Apa ?!” (kaget sekaligus sedih)
Kakak dan Adik mendengar perkataan bapak
Kakak                    : (Segera bersujud di hadapan bapak) “Pak, saya mohon bapak jangan bercerai sama mama. Saya enggak mau keluarga kita terpecah belah lebih parah lagi pak, saya mohon !” (menangis)
Janda                    : “Eh pergi sana kamu ! Jangan sentuh calon suami saya !”
Adik                       : “Dasar janda tidak tahu diri ! perusak hubungan keluarga orang !”
Janda                    : “Eh anak kecil enggak usah ikut campur !”
Adik lalu memeluk mama sambil menangis juga
Adik                       : “Mama” (menangis)
Kakak                    : “Saya sayang sama bapak dan mama, saya enggak mau jauh dari kalian berdua”
Bapak                    : “Semuanya sudah terlambat nak”
Kakak                    : (Lalu berdiri) “ Enggak ! semua ini belum terlambat ! Apa salah jika seorang anak hanya ingin keluarganya bersatu dan bahagia ? Apa salah seorang anak memperjuangkan keutuhan keluarganya sampai ia meninggal suatu saat nanti ? Apakah semua orang tua itu tidak pernah tahu bagaimana seorang anak menahan sakit yang berkecamuk dalam hatinya karena pertengakaran kedua orang tuanya ? Apakah orang tua tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan anaknya jika mereka bercerai ? Apakah semua orang tua itu egois ?!
Adik                       : “Kami sebagai seorang anak hanya bisa menangis dalam diam, menyaksikan semua pertengkaran yang terus terjadi, meraskan kehidupan yang seharusnya indah bagaikan di dalam neraka. Apakah orang tua ingin anaknya seperti itu ?! Tidakkah kalian sadar, kalau kami telah merasa terkucilkan dari dunia ini , merasa kalau hidup kami tak berguna sama sekali ! Tidakkah kalian tahu betapa irinya kami melihat kebagahagiaan keluarga orang lain ? (lalu memeluk kakaknya dan mencoba menenangkannya) kakak sudah !” (menangis juga)
Kakak                    : “Kakak sudah capek bersabar terus dek, kakak capek. Astaghfirullahalazim”
Mama lalu memeluk mereka
Mama                   : “Maafkan mama sayang,maafkan mama”
Karena tersentuh dan rasa sayangnya kembali tumbuh,akhirnya bapak membatalkan niatnya itu dan meminta maaf pada istri dan juga kedua anaknya
Bapak                    : “Maafkan bapak ya, bapak tidak akan menceraikan mama. Maafkan bapak karena bapak selama ini tidak menjadi pemimpin keluarga yang baik. Bapak telah menduakan mama dan mengecewakan semuanya. Tapi bapak janji, bapak tidak akan mengulangi kesalahan terburuk bapak itu. Bapak janji nak

Merekapun kembali menjadi keluarga yang bahagia sama seperti saat kakak dan adik masih kecil


^^SELESAI^^
INSTRUMEN :
·         Suara motor
·         Instrumen musik lagu Last Child “Diary Depresiku”
·         Instrumen Lagu Sedih



 







 
Diary Kyuri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template