Jumat, 14 April 2017
"Naskah Drama Musikal" I Enggak tahu judul yang pas buat karyaku yang satu ini -___- "
Judul
Drama :........
Nama
Pemain :
1. Sulmantri as Pak
Guru
2. Ester as Siswi
baru/pindahan
3. Jeila as Siswi
4. Jumi as Siswi
5. Risma as Siswi
6. Else as Siswi
7. Siti as Prolog
Hari
ini adalah hari dimana seluruh siswa dan siswi SMK Negeri 2 Jayapura mulai
masuk sekolah yang sebelumnya telah libur cukup lama dalam rangka libur
kenaikan kelas. Termasuk semua siswi di kelas XI Keuangan 4 yang kini telah
resmi menjadi siswi kelas XII Keuangan 4. Mereka begitu antusias dan semangat
kembali melakukan aktivitas belajar mereka di sekolah apalagi gelar yang kini
disandang oleh mereka yaitu kakak kelas tertinggi di sekolah.
*ADEGAN 1*
(Seluruh siswi masuk ke kelas baru,
sambil bernyanyi)
Buka
Semangat Baru
Hello Teman Semua
Ayo Kita Sambut, Hari Baru Telah Tiba
Apa Yang Kurasakan, Ku Ingin Engkau Tahu
Dan Berbagi Bersama
Buka Kita Buka Hari Yang Baru
Sebagai Semangat Langkah Ke Depan
Jadi Pribadi Baru
Buka Kita Buka Jalan Yang Baru
Tebarkan Senyum Wajah Gembira
Damai Suasana Baru
Bukalah Bukalah Semangat Baru 3x
Ayo Kita Sambut, Hari Baru Telah Tiba
Apa Yang Kurasakan, Ku Ingin Engkau Tahu
Dan Berbagi Bersama
Buka Kita Buka Hari Yang Baru
Sebagai Semangat Langkah Ke Depan
Jadi Pribadi Baru
Buka Kita Buka Jalan Yang Baru
Tebarkan Senyum Wajah Gembira
Damai Suasana Baru
Bukalah Bukalah Semangat Baru 3x
(Setelah itu mereka lalu duduk di
tempatnya masing-masing)
Risma :
“Ternyata kita sekelas lagi ya teman-teman”
Jeila :
“Iya, tapi kira-kira siapa ya wali kelas kita ?”
Jumi : “Semoga bukan pak guru
sulmantri, diakan galak banget”
Else : “Amin…amin”
Sepertinya
apa yang mereka doakan tidak dikabulkan oleh Tuhan. Karena yang menjadi wali
kelas mereka saat ini adalah pak guru Sulmantri yang diklaim oleh hampir
seluruh siswa SMK Negeri 2 Jayapura sebagai guru terkiller yang pernah mereka
temui.
(Pak guru Sulmantri memasuki ruang
kelas dengan gaya yang jutek)
Jeila : “Yah kok dia sih?” (dengan
nada yang pelan)
Sulmantri : “Pagi semua !” (sambil melihat wajah
para siswinya yang kecewa)
Siswi : “Pagi pak!” (dengan nada suara
tak bersemangat)
Sulmantri : “Kenapa kalian memasang wajah seperti
itu ? enggak suka dengan saya ? mau saya hukum biar kalian semangat lagi”
Siswi : “Tidak pak !” (semangat
seketika)
Belum
sempat pak guru Sulmantri duduk di kursi, tiba-tiba hpnya bergetar tanda ada
yang menelponnya
(Menjawab panggilan teleponnya)
Karena
mendapatkan urusan penting secara mendadak, pak guru Sulmantri lalu
meninggalkan kelas
Sulmantri : “Bapak dipanggil kepala sekolah, jadi
kalian kerjakan dulu soal yang ada di buku Akuntansi ini”
Siswi : “Baik pak !”
Sulmantri : “Dan … “ (Mulai menyanyikan lagu
pasto)
Pasto – Aku Pasti Kembali
Aku hanya pergi tuk sementara
Bukan tuk meninggalkanmu selamanya
Aku pastikan kembali pada dirimu
Tapi kau jangan nakal
Aku pasti kembali
Sulmantri : “Ok Bapak keluar dulu ! Jangan ribut
apalagi tidur!”
(Pak guru Sulmantri keluar kelas)
Mereka
memang tak perlu dijelaskan terlebih dahulu untuk mengerjakan soal yang ada,
karena siswi XII Keuangan 4 memang terkenal dengan kepintarannya. Sambil
mengerjakan soal yang diberikan, Jumi lalu mengutarakan keluhannya mengenai pak
guru Sulmantri
Jumi : “Aduh ! kenapa kita dapat pak
guru itu sih ?”
Jeila : “Sudahlah, mungkin ini semua
takdir. Kita jalani saja semuanya dengan senyuman”
(Jeila, Risma dan Else lalu bernyanyi)
Citra Scholastika – Pasti Bisa
Mentari terbenam
Temani dalam kesendirianku
Temani aku dalam kepedihan
Ini ku bertahan
Mentari terbenam
Beri semangat baru tuk jiwaku
Beri kicauan merdu tuk hidupku
Ini ku bertahan
Aku pasti bisa
Menikmati semua dan menghadapinya
Aku yakin pasti bisa
Jumi : “Semoga saja bisa”
Jeila : “Semangat bro !” (sambil
menepuk pundak Jumi)
Cukup
lama ditinggalkan oleh pak guru Sulmantri keluar kelas, membuat Else merasa
bosan sekaligus mengantuk. Karena itu ia lalu melantunkan sebuah lagu yang
disukainya. Namun tak berapa lama, Pak guru Sulmantri kembali memasuki kelas
tersebut dengan membawa seorang siswi baru yang penampilannya tak seperti
mereka, siswi baru tersebut bernama Ester. Karena tak suka Else bernyanyi, Pak
guru Sulmantri lalu menegurnya
Sulmantri : “Else ! Apa tadi kamu tidak mendengar
kata saya ? Jangan ribut ! memangnya suaramu bagus apa ?!”
Else
hanya diam tertunduk
Sulmantri : “Baik, semuanya ini ada siswi baru
pindahan dari Ambon. Silahkan memperkenalkan dirimu”
(Ester
kemudian memperkenalkan dirinya dan setelah itu pak guru Sulmantri menyuruhnya
duduk. Pelajaranpun dimulai)
Jam
telah menunjukkan waktu istirahat. Benar saja , tak lama kemudian bel
istirahatpun berbunyi membuat hati para siswa/siswi yang mendengarnya bahagia.
Otomatis kegiatan belajar mengajar di kelaspun terhentikan sementara
(Bel
istirahat berbunyi)
Sulmantri : “Anak-anak ! habis pak guru yang
ngajar setelah itu siapa lagi ?”
Jeila : “Bu guru Siti pak !”
(Sulmantri
lalu keluar kelas)
Setelah
pak guru Sulmantri keluar, terlihat Risma dan Else yang dari tadi ingin
berkenalan dengan Ester lalu menyamperi tempat duduknya yang berada paling
belakang
Risma : “Hai teman, namaku Risma dan ini
Else”
Ester : “Ester” (sambil berjabat tangan)
Melihat
hal itu, Jumi lalu bertanya dengan nada yang sombong
Jumi : “Kalian berdua enggak takut
apa, terkena penyakit dari tangannya anak baru ini?”
Else : “Apa yang salah dengan
tangannya Ester ?”
Jeila
yang dari tadi memperhatikan bergabung dalam pembicaraan
Jeila : “Diakan orang miskin, pasti
ditangannya banyak kuman”
Risma : “Kamu tahu darimana Jeila, kalau
dia itu anak miskin ?”
Jeila : “Ya tahulah, lihat saja dari
penampilannya yang kampungan”
(semuanya
lalu memperhatikan penampilan Ester)
Risma : “Terus, emang salah kalau dia
itu miskin ?”
Jeila : “Salah ! sudah yuk Jumi kita
ke kantin ! malas disini banyak kuman” (sambil menggandeng tangan Jumi)
(Jeila
dan Jumi lalu keluar kelas)
Jumi
dan Jeila memang tak suka dengan orang yang berasal dari kalangan bawah, maklum
selama ini mereka dibesarkan dan berteman hanya dengan orang-orang yang berada
Akibat
perkataan Jeila dan Jumi yang menghinanya, Ester lalu tampak sedih. Melihat hal
itu Risma dan Else mencoba menghiburnya agar tak sedih lagi
(Risma
dan Elsepun menyanyi)
Coboy Junior – Ngaca Dulu Deh
Ada
orang yang kan slalu menghina kita
Ada
orang yang takkan pernah suka dengan kita
Jangan
kau jadi galau tapi doakan mereka
Yang
terbaik hanya Tuhanlah yang tahu
Ada
orang yang kan slalu coba jatuhkan kita
Ada
orang tak sejalan dengan mimpi kita
Jangan
kau sakit hati ingat pepatah om dedi
Sebelum
kita mencoba tuk membenar-benarkan sesuatu
Ngaca
dulu deh, ngaca dulu deh, ngaca ngaca dulu deh 3x
Ester : “Terima kasih ya teman-teman”
Merasa
berhasil menghibur Ester, Risma dan Else kemudian mengajaknya ke kantin. Karena
rasa kelaparan yang terus melanda mereka
Tiba
di kantin, mereka lalu membeli apa yang ingin mereka beli. Risma dan Else
membeli sebuah makanan dan juga minuman yang cukup mahal. Namun berbeda dengan
mereka berdua, Ester hanya membeli sebuah air botol mineral, yang memang
disesuaikan dengan uang jajannya. Sebelumnya Risma dan Else telah menawarkan
Ester untuk membelikan ia jajanan, tapi Ester menolak karena tak enak dengan
kedua teman barunya itu. Sialnya hal itu dilihat oleh Jeila dan Jumi, keduanya
lalu sengaja menabrak Ester sehingga dirinya terjatuh dan mengolok-olok Ester
yang berada di luar kantin. Risma dan Else tidak mengetahui apa yang terjadi
pada Ester karena mereka berdua tengah membayar jajanannya di dalam kantin
(Jeila
dan Jumi menabrak Ester hingga jatuh dan kemudian bernyanyi)
Lollypop - Kamseupay
Jangan dekat-dekat
denganku karena kamu bukan levelku
Kita beda kasta beda
segalanya
Jangan mimpi saingi aku
kalau kamu masih punya malu
Modal dengkul aja enggak
ada harganya
Gaya lo, tingkah lo, muka
lo kamseupay 2x
Tak sudi berteman sama
rakyat jelata mendingan lo semua ke laut aja
Lihatku aduhai gayapun
keren pandai enggak seperti lo semua yang kamseupay
Uh iuh iuh iuh iuh… iuh
kamseupay !
Jumi : “Kasihan banget sih kamu cuma
jajan air doang !”
Jeila : “Kamu mau uangku enggak ?”
(sambil menodorkan uangnya ke Ester)
Tiba-tiba Risma dan Else
datang
Risma : “Eh kalian apa-apaan sih” (membantu
Ester untuk berdiri)
Else : “Apa kalian enggak punya
hati? Kalian kok jadi jahat begini ?” (nada yang kesal)
Jumi : “Kalian yang jahat karena
lebih memilih dia daripada kita berdua !”
Jeila : “Iya ! Padahal kitakan sudah
berteman sejak lama !”
Karena terlalu kesal
dengan Risma dan Else, Jumi dan Jeila lalu pergi begitu saja
Ester :
“Maafkan saya teman-teman. Karena saya pertemanan kalian jadi ribut. Tapi jujur
saya juga tidak ingin menjadi orang miskin. Saya selalu iri dengan orang-orang
kaya seperti kalian. Semua ini salah saya” (dengan rasa sedih dan bersalahnya)
Melihat Ester kembali sedih, Risma
dan Elsepun kembali mencoba menghiburnya
(Risma dan Elsepun menyanyi)
Dmasiv – Jangan Menyerah
Tak ada manusia yang terlahir
sempurna
Jangan kau sesali segala yang telah
terjadi
Kita pasti pernah dapatkan cobaan
yang berat
Seakan hidup ini taka da artinya lagi
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik
Selesai itu mereka bertigapun kembali
ke kelas
Sampai
di kelas, betapa kagetnya mereka melihat jam dinding yang pecah karena
dijatuhkan oleh Jeila karena dirinya tak sengaja memukul mading yang secara
langsung bersentuhan dengan jam dinding tersebut. Jeila sangat takut akan
dimarahi oleh pak guru Sulmantri, karena pak guru itu paling tidak suka sama
siswa yang suka membuat onar apalagi merusak barang-barang yang ada di kelas.
Menurutnya siswa seperti itu tidak dapat menghargai dan menjaga sesuatu hal.
Walaupun hal itu hanya berupa barang yang kurang dipakai
Jeila : “Duh bagaimana ini Jumi ?”
Jumi : “Kamu sih enggak hati-hati”
Else : “Wah gawat ini kalau sampai
pak guru tahu”
Tanpa
diduga pak guru Sulmantri lewat di depan kelas mereka dan melihat apa yang
sedang terjadi. Seketika dia bertanya dengan nada yang marah
Sulmantri : “Siapa yang menyebabkan kekacauan ini
?!”
Ester : “Saya pak !” (mengangkat
tangannya seketika)
Sulmantri : “Kamu ! masih anak baru juga, sudah
merusak barang kelas ! Apa kamu mau mengganti jam itu ?! Sekarang ikut saya ke
kantor !”
Ester
lalu mengikuti apa yang disuruh oleh pak guru Sulmantri. Risma, Else terutama
Jumi dan Jeila heran dengan apa yang dilakukan Ester tadi. Tampak rasa
penyesalan dan bersalah ditunjukkan keduanya
Risma : “Lihat sendirikan kebaikan dari
anak miskin kepada kamu anak kaya!”
Else : “Dia memang orang miskin
tapi hatinya sangat kaya tahu!”
Jeila : “Ia, sekarang saya sadar.
Orang miskin tak selamanya buruk”
Jumi : “Jeila kita harus minta maaf
sama Ester nanti”
Jeila : “Iya kamu benar Jumi”
Lama
menunggu Ester untuk meminta maaf sambil memakan cemilan mereka, orang yang
ditunggupun datang. Tanpa memperdulikan status social Ester Jeila dan Jumi lalu
menjabat tangan Ester sambil meminta maaf yang setulus-tulusnya. Ester yang
memang dari awal tak pernah membenci keduanyapun jelas telah memaafkan
kekhilafan Jumi dan Jeila. Diapun kemudian bernyanyi diikuti oleh teman-teman
barunya
(Mulai
menyanyi)
Sherina
- Persahabatan)
Setiap manusia di
dunia
Pasti punya kesalahan
Tapi hanya yang pemberani
Yang mau mengakui
Setiap manusia di dunia
Pasti pernah sakit hati
Hanya yang berjiwa satria
Yang mau memaafkan
Betapa bahagianya
Punya banyak teman
Betapa senangnya
Betapa bahagianya
Dapat saling menyayangi
Pasti punya kesalahan
Tapi hanya yang pemberani
Yang mau mengakui
Setiap manusia di dunia
Pasti pernah sakit hati
Hanya yang berjiwa satria
Yang mau memaafkan
Betapa bahagianya
Punya banyak teman
Betapa senangnya
Betapa bahagianya
Dapat saling menyayangi
Mereka
berlimapun menjadi bersahabat dan sering melakukan aktivitas di sekolah secara
bersama-sama.
"BROKEN HOME" I Naskah drama yang aku buat dengan sangat emosional saat itu T_T
Broken Home
(Terinspirasi dari berbagai kisah anak-anak
yang mengalami masa sulit ini)
Pemain :
1.
Bapak : Ronald Sampe
2. Mama :
Rusnhawati
3. Kakak :
Siti Fatimah
4. Adik :
Risma
5. Janda :
Priskila Ambumi
6. Teman 1 :
Nur Hijrah
7.
Teman 2 : Nona Yawan
Setting 1 (Di
Ruang Tamu) :
Di ruang tamu terlihat mama sedang gelisah menunggu
bapak pulang dan terlihat kakak beradik sedang mengerjakan prnya
(Bapak lalu pulang)
Mama : “Dari mana
saja kamu !?”
Bapak : “Ya dari
kerjalah, memang dari mana lagi !”
Mama : “Alah! tidak usah bohong. Saya tahu selama ini kamu
punya selingkuhan kan? Kamu masih berhubungankan sama janda genit itu ? Ayo
ngaku !”
Bapak : “Apa
maksudmu he ? Asal kamu tahu selama ini saya pergi pagi pulang malam hanya
untuk mencari nafkah untuk keluarga ini. Memangnya apa kamu punya bukti ?"
Mama : “Bukti kamu
bilang. Ini (menunjukkan buktinya) ini buktinya ! Kamu jahat pak, kamu sudah
menghianati saya !”
Bapak : “Kamu jangan
mengada-ngada ya, itukan Cuma pesan biasa. Sudahlah saya capek, saya mau tidur
!”
Mama : “Pesan biasa
kamu bilang ! Mana ada pesan biasa yang isinya pake sayang-sayangan seperti ini
? Pokoknya kamu tidak boleh tidur di rumah ini sebelum kamu mengakui
perselingkuhan kamu itu !”
Bapak : “Baik, saya
akan pergi dari rumah ini !” (Segera pergi)
Mama : “Kamu jangan
pernah kembali lagi ke rumah ini ! Jangan pernah !” (Berteriak sambil menangis.
Setelah itu mama berlari ke kamar masih dalam kondisi yang sangat sedih)
Adik : “Kenapa
sih mereka itu selalu saja bertengkar ? Apa mereka tidak memikirkan perasaan
kita ? Kalau tahu begini, untuk apa saya dilahirka ?!” (sedih namun kesal)
Kakak : “Dek, kamu
jangan ngomong gitu. Apapun yang terjadi mereka tetap orang tua kita, orang tua
yang telah menjaga dan membesarkan kita selama ini”
Adik : “Tapi kak
mereka itu orang tua yang enggak sayang sama anaknya !” (segera pergi ke kamar)
Kakak :
“Dek !” (segera membereskan buku2 dan pergi ke kamar juga)
Setting 2 (Di
sekolah)
Teman 1 : “Anak2 keluarga berantakan
telah datang ! Gimana tadi malam, bertengkar lagi ?” (Tersenyum licik)
Teman 2 : “Duh kasihan
banget ya hidup kalian, selalu saja diwarnai keributan. Pasti rasanya kayak di
neraka, benerkan ?”
Adik : “Eh mak
lampir ! Jaga ya omongan kalian ! Apa kalian berdua tidak ada kerjaan lain apa,
selain mengganggu hidup kita !”
Kakak : “Sudalah
dek, orang kayak mereka enggak usah diladenin. Lebih baik kita segera masuk”
(Pergi)
Teman 1 : “Sok banget sih
tuh bocah, rasanya pengen saya jambak jilbabnya !”
Teman 2 :
“Kakaknya juga, sok alim padahal hatinya busuk ! Kita masuk juga yuk !”
Setting 3 (Di
pinggir jalan depan sekolah)
Teman 1 : “Ih gila tadi itu
Al ganteng banget kan ?”
Teman 2 : “Bener banget, Cool
abis tahu enggak !”
Tiba2 ada sebuah motor yang hampir menabrak keduanya
Kakak : “Awas !”
(Segera mendorong keduanya agar tidak tertabrak)
Teman 1&2 : Aduh !!!!! (terjatuh
namun tidak terluka)
Keduanya segera bangun dan menolong kakak yang terluka
Teman 2 : “Dasar pengendara
gila !” (meneriaki pengendara motor itu)
Teman 1 : “Yaampun kamu
enggak apa2kan ?” (cemas)
Teman 2 : (melihat siku
kakak yang berdarah) “Astaga tangan kamu berdarah !” (cemas)
Lalu adik datang
Adik : “Eh
kalian ngapain kakak saya ?” (sedikit marah)
Kakak : “Enggak kok
dek, mereka enggak ngapa2in kakak. Tadi kakak cuma jatuh karena menghindar dari
motor yang hampir nabrak kakak dan mereka” (menjelaskan)
Teman 1 : “Siti terima
kasih ya sudah menyelamatkan kita berdua. Maaf selama ini kita sudah sering
membully kamu dan adikmu” (memelas)
Teman 2 : “Iya Siti
Sekarang kita baru sadar kalau selama ini kita sudah sangat jahat sama kamu.
Sekali lagi maafkan kita berdua ya Siti”
Teman 1 : “Kita janji mulai
sekarang enggak akan pernah lagi membully kamu”
Teman 2 : “Dan kalau boleh
kita mau berteman sama kamu, iyakan Angela”
Kakak :
“Alhamdulillah kalau begitu. Saya dan adik saya sudah memaafkan kalian kok.
Iyakan dek ?”
Adik : “Iya kak”
Kakak : “Kita pulang
dulu ya”
Teman1&2 :
“Iya, hati2 !!!”
Teman 1 :
“Ternyata Siti orangnya sangat baik, saya jadi merasa sangat berdosa deh sama
dia
Teman 2 :
“Saya juga, kalau tadi enggak ada Siti mungkin sekarang kita sudah ada di rumah
sakit”
Teman 1 :
“Iya kamu benar. Semoga saja orang tuanya tidak bertengkar lagi”
Teman 2 :
“Amin”
Setting 4 (Di
rumah janda/selingkuhan) :
Janda : “Mas, kamu
kapan sih nikahin saya. Saya capek hidup seperti ini. Asal kamu tahu ibu-ibu di
kompleks ini itu sering gosipin saya
Bapak : “Kamu sabar
dong ! Saya saja belum bercerai sama istri saya itu”
Janda : “Ya kalau
gitu kamu cerain dong istri kamu itu, biar kita cepat nikah. Apa kamu betah
tinggal dengan dia, yang selalu saja marah2 dan seperti tidak menghargai kerja
keras kamu. Secara tidak langsung dia itu sudah mengusir kamu dari rumah kamu
sendiri. Mas saya itu ingin hidup serba berkecukupan dan bahagia sama kamu.
Pokoknya saya tidak mau tahu, kamu harus segera bercerai dengan istri kamu itu dan
tinggalkan keluarga kamu titik. Biar kita bisa membuat keluarga baru mas”
(Memaksa)
Bapak : “Iya !”
Janda : “Ayo kita temuin
dia sekarang !” (Memaksa)
Bapak :
“Iya iya !” (segera pergi)
Setting 5 (Di
ruang tamu) :
Mama : “Pak, kamu
pulang ? Perempuan ini siapa pak ?
Janda : “Saya adalah
calon istri dari mas Ronald, iyakan Mas ?
Mama : “Pak, mama
mau minta maaf sama bapak. Mama sudah marah2 sama bapak. Mama minta maaf pak,
mama mohon bapak jangan pergi lagi dari rumah ini. Jangan tinggalkan keluarga
kita pak” (memohon)
Bapak : “Saya mau
bercerai sama kamu !” (tegas)
Mama : “Apa ?!”
(kaget sekaligus sedih)
Kakak dan Adik mendengar perkataan bapak
Kakak : (Segera
bersujud di hadapan bapak) “Pak, saya mohon bapak jangan bercerai sama mama.
Saya enggak mau keluarga kita terpecah belah lebih parah lagi pak, saya mohon !”
(menangis)
Janda : “Eh pergi
sana kamu ! Jangan sentuh calon suami saya !”
Adik : “Dasar
janda tidak tahu diri ! perusak hubungan keluarga orang !”
Janda : “Eh anak
kecil enggak usah ikut campur !”
Adik lalu memeluk mama sambil menangis juga
Adik : “Mama”
(menangis)
Kakak : “Saya sayang
sama bapak dan mama, saya enggak mau jauh dari kalian berdua”
Bapak : “Semuanya
sudah terlambat nak”
Kakak : (Lalu
berdiri) “ Enggak ! semua ini belum terlambat ! Apa salah jika seorang anak
hanya ingin keluarganya bersatu dan bahagia ? Apa salah seorang anak
memperjuangkan keutuhan keluarganya sampai ia meninggal suatu saat nanti ? Apakah
semua orang tua itu tidak pernah tahu bagaimana seorang anak menahan sakit yang
berkecamuk dalam hatinya karena pertengakaran kedua orang tuanya ? Apakah orang
tua tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan anaknya jika mereka bercerai ? Apakah
semua orang tua itu egois ?!
Adik : “Kami
sebagai seorang anak hanya bisa menangis dalam diam, menyaksikan semua
pertengkaran yang terus terjadi, meraskan kehidupan yang seharusnya indah
bagaikan di dalam neraka. Apakah orang tua ingin anaknya seperti itu ?! Tidakkah
kalian sadar, kalau kami telah merasa terkucilkan dari dunia ini , merasa kalau
hidup kami tak berguna sama sekali ! Tidakkah kalian tahu betapa irinya kami
melihat kebagahagiaan keluarga orang lain ? (lalu memeluk kakaknya dan mencoba
menenangkannya) kakak sudah !” (menangis juga)
Kakak : “Kakak sudah
capek bersabar terus dek, kakak capek. Astaghfirullahalazim”
Mama lalu memeluk mereka
Mama : “Maafkan mama
sayang,maafkan mama”
Karena tersentuh dan rasa sayangnya kembali
tumbuh,akhirnya bapak membatalkan niatnya itu dan meminta maaf pada istri dan
juga kedua anaknya
Bapak : “Maafkan
bapak ya, bapak tidak akan menceraikan mama. Maafkan bapak karena bapak selama
ini tidak menjadi pemimpin keluarga yang baik. Bapak telah menduakan mama dan
mengecewakan semuanya. Tapi bapak janji, bapak tidak akan mengulangi kesalahan
terburuk bapak itu. Bapak janji nak
Merekapun kembali menjadi keluarga yang bahagia sama
seperti saat kakak dan adik masih kecil
^^SELESAI^^
INSTRUMEN :
·
Suara motor
·
Instrumen
musik lagu Last Child “Diary Depresiku”
·
Instrumen
Lagu Sedih
Langganan:
Postingan (Atom)