Jumat, 14 April 2017

"BROKEN HOME" I Naskah drama yang aku buat dengan sangat emosional saat itu T_T

Broken Home
(Terinspirasi dari berbagai kisah anak-anak yang mengalami masa sulit ini)
Pemain :
1.       Bapak                    : Ronald Sampe
2.       Mama                   : Rusnhawati
3.       Kakak                    : Siti Fatimah
4.       Adik                       : Risma
5.       Janda                    : Priskila Ambumi
6.       Teman 1               : Nur Hijrah
7.       Teman 2               : Nona Yawan

Setting 1 (Di Ruang Tamu) :
Di ruang tamu terlihat mama sedang gelisah menunggu bapak pulang dan terlihat kakak beradik sedang mengerjakan prnya
(Bapak lalu pulang)
Mama                   : “Dari mana saja kamu !?”
Bapak                    : “Ya dari kerjalah, memang dari mana lagi !”
Mama                   : “Alah! tidak usah bohong. Saya tahu selama ini kamu punya selingkuhan kan? Kamu masih berhubungankan sama janda genit itu ? Ayo ngaku !”
Bapak                    : “Apa maksudmu he ? Asal kamu tahu selama ini saya pergi pagi pulang malam hanya untuk mencari nafkah untuk keluarga ini. Memangnya apa kamu punya bukti ?"
Mama                   : “Bukti kamu bilang. Ini (menunjukkan buktinya) ini buktinya ! Kamu jahat pak, kamu sudah menghianati saya !”
Bapak                    : “Kamu jangan mengada-ngada ya, itukan Cuma pesan biasa. Sudahlah saya capek, saya mau tidur !”
Mama                   : “Pesan biasa kamu bilang ! Mana ada pesan biasa yang isinya pake sayang-sayangan seperti ini ? Pokoknya kamu tidak boleh tidur di rumah ini sebelum kamu mengakui perselingkuhan kamu itu !”
Bapak                    : “Baik, saya akan pergi dari rumah ini !” (Segera pergi)
Mama                   : “Kamu jangan pernah kembali lagi ke rumah ini ! Jangan pernah !” (Berteriak sambil menangis. Setelah itu mama berlari ke kamar masih dalam kondisi yang sangat sedih)
Adik                       : “Kenapa sih mereka itu selalu saja bertengkar ? Apa mereka tidak memikirkan perasaan kita ? Kalau tahu begini, untuk apa saya dilahirka ?!” (sedih namun kesal)
Kakak                    : “Dek, kamu jangan ngomong gitu. Apapun yang terjadi mereka tetap orang tua kita, orang tua yang telah menjaga dan membesarkan kita selama ini”
Adik                       : “Tapi kak mereka itu orang tua yang enggak sayang sama anaknya !” (segera pergi ke kamar)
Kakak                    : “Dek !” (segera membereskan buku2 dan pergi ke kamar juga)

Setting 2 (Di sekolah)
Teman 1               : “Anak2 keluarga berantakan telah datang ! Gimana tadi malam, bertengkar lagi ?” (Tersenyum licik)
Teman 2               : “Duh kasihan banget ya hidup kalian, selalu saja diwarnai keributan. Pasti rasanya kayak di neraka, benerkan ?”
Adik                       : “Eh mak lampir ! Jaga ya omongan kalian ! Apa kalian berdua tidak ada kerjaan lain apa, selain mengganggu hidup kita !”
Kakak                    : “Sudalah dek, orang kayak mereka enggak usah diladenin. Lebih baik kita segera masuk” (Pergi)
Teman 1               : “Sok banget sih tuh bocah, rasanya pengen saya jambak jilbabnya !”
Teman 2               : “Kakaknya juga, sok alim padahal hatinya busuk ! Kita masuk juga yuk !”

Setting 3 (Di pinggir jalan depan sekolah)
Teman 1               : “Ih gila tadi itu Al ganteng banget kan ?”
Teman 2               : “Bener banget, Cool abis tahu enggak !”
Tiba2 ada sebuah motor yang hampir menabrak keduanya
Kakak                    : “Awas !” (Segera mendorong keduanya agar tidak tertabrak)
Teman 1&2         : Aduh !!!!! (terjatuh namun tidak terluka)
Keduanya segera bangun dan menolong kakak yang terluka
Teman 2               : “Dasar pengendara gila !” (meneriaki pengendara motor itu)
Teman 1               : “Yaampun kamu enggak apa2kan ?” (cemas)
Teman 2               : (melihat siku kakak yang berdarah) “Astaga tangan kamu berdarah !” (cemas)
Lalu adik datang
Adik                       : “Eh kalian ngapain kakak saya ?” (sedikit marah)
Kakak                    : “Enggak kok dek, mereka enggak ngapa2in kakak. Tadi kakak cuma jatuh karena menghindar dari motor yang hampir nabrak kakak dan mereka” (menjelaskan)
Teman 1               : “Siti terima kasih ya sudah menyelamatkan kita berdua. Maaf selama ini kita sudah sering membully kamu dan adikmu” (memelas)
Teman 2               : “Iya Siti Sekarang kita baru sadar kalau selama ini kita sudah sangat jahat sama kamu. Sekali lagi maafkan kita berdua ya Siti”
Teman 1               : “Kita janji mulai sekarang enggak akan pernah lagi membully kamu”
Teman 2               : “Dan kalau boleh kita mau berteman sama kamu, iyakan Angela”
Kakak                    : “Alhamdulillah kalau begitu. Saya dan adik saya sudah memaafkan kalian kok. Iyakan dek ?”
Adik                       : “Iya kak”
Kakak                    : “Kita pulang dulu ya”
Teman1&2          : “Iya, hati2 !!!”
Teman 1               : “Ternyata Siti orangnya sangat baik, saya jadi merasa sangat berdosa deh sama dia
Teman 2               : “Saya juga, kalau tadi enggak ada Siti mungkin sekarang kita sudah ada di rumah sakit”
Teman 1               : “Iya kamu benar. Semoga saja orang tuanya tidak bertengkar lagi”
Teman 2               : “Amin”

Setting 4 (Di rumah janda/selingkuhan) :
Janda                    : “Mas, kamu kapan sih nikahin saya. Saya capek hidup seperti ini. Asal kamu tahu ibu-ibu di kompleks ini itu sering gosipin saya
Bapak                    : “Kamu sabar dong ! Saya saja belum bercerai sama istri saya itu”
Janda                    : “Ya kalau gitu kamu cerain dong istri kamu itu, biar kita cepat nikah. Apa kamu betah tinggal dengan dia, yang selalu saja marah2 dan seperti tidak menghargai kerja keras kamu. Secara tidak langsung dia itu sudah mengusir kamu dari rumah kamu sendiri. Mas saya itu ingin hidup serba berkecukupan dan bahagia sama kamu. Pokoknya saya tidak mau tahu, kamu harus segera bercerai dengan istri kamu itu dan tinggalkan keluarga kamu titik. Biar kita bisa membuat keluarga baru mas” (Memaksa)
Bapak                    : “Iya !”
Janda                    : “Ayo kita temuin dia sekarang !” (Memaksa)
Bapak                    : “Iya iya !” (segera pergi)

Setting 5 (Di ruang tamu) :
Mama                   : “Pak, kamu pulang ? Perempuan ini siapa pak ?
Janda                    : “Saya adalah calon istri dari mas Ronald, iyakan Mas ?
Mama                   : “Pak, mama mau minta maaf sama bapak. Mama sudah marah2 sama bapak. Mama minta maaf pak, mama mohon bapak jangan pergi lagi dari rumah ini. Jangan tinggalkan keluarga kita pak” (memohon)
Bapak                    : “Saya mau bercerai sama kamu !” (tegas)
Mama                   : “Apa ?!” (kaget sekaligus sedih)
Kakak dan Adik mendengar perkataan bapak
Kakak                    : (Segera bersujud di hadapan bapak) “Pak, saya mohon bapak jangan bercerai sama mama. Saya enggak mau keluarga kita terpecah belah lebih parah lagi pak, saya mohon !” (menangis)
Janda                    : “Eh pergi sana kamu ! Jangan sentuh calon suami saya !”
Adik                       : “Dasar janda tidak tahu diri ! perusak hubungan keluarga orang !”
Janda                    : “Eh anak kecil enggak usah ikut campur !”
Adik lalu memeluk mama sambil menangis juga
Adik                       : “Mama” (menangis)
Kakak                    : “Saya sayang sama bapak dan mama, saya enggak mau jauh dari kalian berdua”
Bapak                    : “Semuanya sudah terlambat nak”
Kakak                    : (Lalu berdiri) “ Enggak ! semua ini belum terlambat ! Apa salah jika seorang anak hanya ingin keluarganya bersatu dan bahagia ? Apa salah seorang anak memperjuangkan keutuhan keluarganya sampai ia meninggal suatu saat nanti ? Apakah semua orang tua itu tidak pernah tahu bagaimana seorang anak menahan sakit yang berkecamuk dalam hatinya karena pertengakaran kedua orang tuanya ? Apakah orang tua tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan anaknya jika mereka bercerai ? Apakah semua orang tua itu egois ?!
Adik                       : “Kami sebagai seorang anak hanya bisa menangis dalam diam, menyaksikan semua pertengkaran yang terus terjadi, meraskan kehidupan yang seharusnya indah bagaikan di dalam neraka. Apakah orang tua ingin anaknya seperti itu ?! Tidakkah kalian sadar, kalau kami telah merasa terkucilkan dari dunia ini , merasa kalau hidup kami tak berguna sama sekali ! Tidakkah kalian tahu betapa irinya kami melihat kebagahagiaan keluarga orang lain ? (lalu memeluk kakaknya dan mencoba menenangkannya) kakak sudah !” (menangis juga)
Kakak                    : “Kakak sudah capek bersabar terus dek, kakak capek. Astaghfirullahalazim”
Mama lalu memeluk mereka
Mama                   : “Maafkan mama sayang,maafkan mama”
Karena tersentuh dan rasa sayangnya kembali tumbuh,akhirnya bapak membatalkan niatnya itu dan meminta maaf pada istri dan juga kedua anaknya
Bapak                    : “Maafkan bapak ya, bapak tidak akan menceraikan mama. Maafkan bapak karena bapak selama ini tidak menjadi pemimpin keluarga yang baik. Bapak telah menduakan mama dan mengecewakan semuanya. Tapi bapak janji, bapak tidak akan mengulangi kesalahan terburuk bapak itu. Bapak janji nak

Merekapun kembali menjadi keluarga yang bahagia sama seperti saat kakak dan adik masih kecil


^^SELESAI^^
INSTRUMEN :
·         Suara motor
·         Instrumen musik lagu Last Child “Diary Depresiku”
·         Instrumen Lagu Sedih



 







1 komentar:

 
Diary Kyuri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template