Broken Home
(Terinspirasi dari berbagai kisah anak-anak
yang mengalami masa sulit ini)
Pemain :
1.
Bapak : Ronald Sampe
2. Mama :
Rusnhawati
3. Kakak :
Siti Fatimah
4. Adik :
Risma
5. Janda :
Priskila Ambumi
6. Teman 1 :
Nur Hijrah
7.
Teman 2 : Nona Yawan
Setting 1 (Di
Ruang Tamu) :
Di ruang tamu terlihat mama sedang gelisah menunggu
bapak pulang dan terlihat kakak beradik sedang mengerjakan prnya
(Bapak lalu pulang)
Mama : “Dari mana
saja kamu !?”
Bapak : “Ya dari
kerjalah, memang dari mana lagi !”
Mama : “Alah! tidak usah bohong. Saya tahu selama ini kamu
punya selingkuhan kan? Kamu masih berhubungankan sama janda genit itu ? Ayo
ngaku !”
Bapak : “Apa
maksudmu he ? Asal kamu tahu selama ini saya pergi pagi pulang malam hanya
untuk mencari nafkah untuk keluarga ini. Memangnya apa kamu punya bukti ?"
Mama : “Bukti kamu
bilang. Ini (menunjukkan buktinya) ini buktinya ! Kamu jahat pak, kamu sudah
menghianati saya !”
Bapak : “Kamu jangan
mengada-ngada ya, itukan Cuma pesan biasa. Sudahlah saya capek, saya mau tidur
!”
Mama : “Pesan biasa
kamu bilang ! Mana ada pesan biasa yang isinya pake sayang-sayangan seperti ini
? Pokoknya kamu tidak boleh tidur di rumah ini sebelum kamu mengakui
perselingkuhan kamu itu !”
Bapak : “Baik, saya
akan pergi dari rumah ini !” (Segera pergi)
Mama : “Kamu jangan
pernah kembali lagi ke rumah ini ! Jangan pernah !” (Berteriak sambil menangis.
Setelah itu mama berlari ke kamar masih dalam kondisi yang sangat sedih)
Adik : “Kenapa
sih mereka itu selalu saja bertengkar ? Apa mereka tidak memikirkan perasaan
kita ? Kalau tahu begini, untuk apa saya dilahirka ?!” (sedih namun kesal)
Kakak : “Dek, kamu
jangan ngomong gitu. Apapun yang terjadi mereka tetap orang tua kita, orang tua
yang telah menjaga dan membesarkan kita selama ini”
Adik : “Tapi kak
mereka itu orang tua yang enggak sayang sama anaknya !” (segera pergi ke kamar)
Kakak :
“Dek !” (segera membereskan buku2 dan pergi ke kamar juga)
Setting 2 (Di
sekolah)
Teman 1 : “Anak2 keluarga berantakan
telah datang ! Gimana tadi malam, bertengkar lagi ?” (Tersenyum licik)
Teman 2 : “Duh kasihan
banget ya hidup kalian, selalu saja diwarnai keributan. Pasti rasanya kayak di
neraka, benerkan ?”
Adik : “Eh mak
lampir ! Jaga ya omongan kalian ! Apa kalian berdua tidak ada kerjaan lain apa,
selain mengganggu hidup kita !”
Kakak : “Sudalah
dek, orang kayak mereka enggak usah diladenin. Lebih baik kita segera masuk”
(Pergi)
Teman 1 : “Sok banget sih
tuh bocah, rasanya pengen saya jambak jilbabnya !”
Teman 2 :
“Kakaknya juga, sok alim padahal hatinya busuk ! Kita masuk juga yuk !”
Setting 3 (Di
pinggir jalan depan sekolah)
Teman 1 : “Ih gila tadi itu
Al ganteng banget kan ?”
Teman 2 : “Bener banget, Cool
abis tahu enggak !”
Tiba2 ada sebuah motor yang hampir menabrak keduanya
Kakak : “Awas !”
(Segera mendorong keduanya agar tidak tertabrak)
Teman 1&2 : Aduh !!!!! (terjatuh
namun tidak terluka)
Keduanya segera bangun dan menolong kakak yang terluka
Teman 2 : “Dasar pengendara
gila !” (meneriaki pengendara motor itu)
Teman 1 : “Yaampun kamu
enggak apa2kan ?” (cemas)
Teman 2 : (melihat siku
kakak yang berdarah) “Astaga tangan kamu berdarah !” (cemas)
Lalu adik datang
Adik : “Eh
kalian ngapain kakak saya ?” (sedikit marah)
Kakak : “Enggak kok
dek, mereka enggak ngapa2in kakak. Tadi kakak cuma jatuh karena menghindar dari
motor yang hampir nabrak kakak dan mereka” (menjelaskan)
Teman 1 : “Siti terima
kasih ya sudah menyelamatkan kita berdua. Maaf selama ini kita sudah sering
membully kamu dan adikmu” (memelas)
Teman 2 : “Iya Siti
Sekarang kita baru sadar kalau selama ini kita sudah sangat jahat sama kamu.
Sekali lagi maafkan kita berdua ya Siti”
Teman 1 : “Kita janji mulai
sekarang enggak akan pernah lagi membully kamu”
Teman 2 : “Dan kalau boleh
kita mau berteman sama kamu, iyakan Angela”
Kakak :
“Alhamdulillah kalau begitu. Saya dan adik saya sudah memaafkan kalian kok.
Iyakan dek ?”
Adik : “Iya kak”
Kakak : “Kita pulang
dulu ya”
Teman1&2 :
“Iya, hati2 !!!”
Teman 1 :
“Ternyata Siti orangnya sangat baik, saya jadi merasa sangat berdosa deh sama
dia
Teman 2 :
“Saya juga, kalau tadi enggak ada Siti mungkin sekarang kita sudah ada di rumah
sakit”
Teman 1 :
“Iya kamu benar. Semoga saja orang tuanya tidak bertengkar lagi”
Teman 2 :
“Amin”
Setting 4 (Di
rumah janda/selingkuhan) :
Janda : “Mas, kamu
kapan sih nikahin saya. Saya capek hidup seperti ini. Asal kamu tahu ibu-ibu di
kompleks ini itu sering gosipin saya
Bapak : “Kamu sabar
dong ! Saya saja belum bercerai sama istri saya itu”
Janda : “Ya kalau
gitu kamu cerain dong istri kamu itu, biar kita cepat nikah. Apa kamu betah
tinggal dengan dia, yang selalu saja marah2 dan seperti tidak menghargai kerja
keras kamu. Secara tidak langsung dia itu sudah mengusir kamu dari rumah kamu
sendiri. Mas saya itu ingin hidup serba berkecukupan dan bahagia sama kamu.
Pokoknya saya tidak mau tahu, kamu harus segera bercerai dengan istri kamu itu dan
tinggalkan keluarga kamu titik. Biar kita bisa membuat keluarga baru mas”
(Memaksa)
Bapak : “Iya !”
Janda : “Ayo kita temuin
dia sekarang !” (Memaksa)
Bapak :
“Iya iya !” (segera pergi)
Setting 5 (Di
ruang tamu) :
Mama : “Pak, kamu
pulang ? Perempuan ini siapa pak ?
Janda : “Saya adalah
calon istri dari mas Ronald, iyakan Mas ?
Mama : “Pak, mama
mau minta maaf sama bapak. Mama sudah marah2 sama bapak. Mama minta maaf pak,
mama mohon bapak jangan pergi lagi dari rumah ini. Jangan tinggalkan keluarga
kita pak” (memohon)
Bapak : “Saya mau
bercerai sama kamu !” (tegas)
Mama : “Apa ?!”
(kaget sekaligus sedih)
Kakak dan Adik mendengar perkataan bapak
Kakak : (Segera
bersujud di hadapan bapak) “Pak, saya mohon bapak jangan bercerai sama mama.
Saya enggak mau keluarga kita terpecah belah lebih parah lagi pak, saya mohon !”
(menangis)
Janda : “Eh pergi
sana kamu ! Jangan sentuh calon suami saya !”
Adik : “Dasar
janda tidak tahu diri ! perusak hubungan keluarga orang !”
Janda : “Eh anak
kecil enggak usah ikut campur !”
Adik lalu memeluk mama sambil menangis juga
Adik : “Mama”
(menangis)
Kakak : “Saya sayang
sama bapak dan mama, saya enggak mau jauh dari kalian berdua”
Bapak : “Semuanya
sudah terlambat nak”
Kakak : (Lalu
berdiri) “ Enggak ! semua ini belum terlambat ! Apa salah jika seorang anak
hanya ingin keluarganya bersatu dan bahagia ? Apa salah seorang anak
memperjuangkan keutuhan keluarganya sampai ia meninggal suatu saat nanti ? Apakah
semua orang tua itu tidak pernah tahu bagaimana seorang anak menahan sakit yang
berkecamuk dalam hatinya karena pertengakaran kedua orang tuanya ? Apakah orang
tua tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan anaknya jika mereka bercerai ? Apakah
semua orang tua itu egois ?!
Adik : “Kami
sebagai seorang anak hanya bisa menangis dalam diam, menyaksikan semua
pertengkaran yang terus terjadi, meraskan kehidupan yang seharusnya indah
bagaikan di dalam neraka. Apakah orang tua ingin anaknya seperti itu ?! Tidakkah
kalian sadar, kalau kami telah merasa terkucilkan dari dunia ini , merasa kalau
hidup kami tak berguna sama sekali ! Tidakkah kalian tahu betapa irinya kami
melihat kebagahagiaan keluarga orang lain ? (lalu memeluk kakaknya dan mencoba
menenangkannya) kakak sudah !” (menangis juga)
Kakak : “Kakak sudah
capek bersabar terus dek, kakak capek. Astaghfirullahalazim”
Mama lalu memeluk mereka
Mama : “Maafkan mama
sayang,maafkan mama”
Karena tersentuh dan rasa sayangnya kembali
tumbuh,akhirnya bapak membatalkan niatnya itu dan meminta maaf pada istri dan
juga kedua anaknya
Bapak : “Maafkan
bapak ya, bapak tidak akan menceraikan mama. Maafkan bapak karena bapak selama
ini tidak menjadi pemimpin keluarga yang baik. Bapak telah menduakan mama dan
mengecewakan semuanya. Tapi bapak janji, bapak tidak akan mengulangi kesalahan
terburuk bapak itu. Bapak janji nak
Merekapun kembali menjadi keluarga yang bahagia sama
seperti saat kakak dan adik masih kecil
^^SELESAI^^
INSTRUMEN :
·
Suara motor
·
Instrumen
musik lagu Last Child “Diary Depresiku”
·
Instrumen
Lagu Sedih
izin memakai teks ini untuk drama tugas
BalasHapus